Senin, 29 Maret 2021

 Kampung Labirin Bogor


Apa yang muncul di pikiran kamu kalau dengar kata "Labirin"? Jalanan kecil yang rumit? Bisa bikin tersesat? Susah cari jalan keluar? Pusing? Eits, gak semua labirin kayak gitu, lho. Kalian bakal dapet sensasi yang beda kalo main di Kampung Labirin satu ini. Tempat ini bisa di jadikan salah satu tempat berwisata diakhir pekan.

Kampung Labirin yang berada di Kampung Kebon Jukut, Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah merupakan salah satu kampung wisata tematik yang berada di Kota Bogor. Alih-alih pusing berada di tengah perkampungan dengan gang-gang kecil yang berkelok, dijamin kamu bakal asik berswafoto atau jajan kuliner di sana karena setiap gang yang ada di sana telah dipercantik.

Kampung Labirin mengusung konsep festival, sehingga kunjungan tidak mengganggu aktivitas warga setiap harinya. Saat festival berlangsung, banyak pertunjukan yang disuguhkan mulai dari marawis, kesenian komunitas anak jalanan, kelompok bermain anak, pojok refleksi anak, tarian Sunda, hingga destinasi pengenalan ciri pangsi khas Sunda. Selain itu juga terdapat kuliner-kuliner khas Bogor yang dapat kamu nikmati. Untuk melakukan transaksi di Kampung Labirin, kalian harus menggunakan uang Acis yang disediakan di sana.

 Rumah Kapiten Tan


Kalau ke Bogor kamu pernah liat bangunan ini gak? Kalau lagi jalan-jalan di daerah Jalan Suryakencana, coba deh perhatiin bangunan di pinggiran jalan. Berjarak kurang lebih dari 500 m dari Lawang Suryakencana,kalian bakal liat bangunan ini.

Bangunan ini sudah berdiri sejak abad ke-19. Dulunya gedung ini merupakan tempat tinggal seorang pria bernama Tan Goan Piauw yang hidup antara tahun 1835-1889. Pria ini lah yang di kenal sebagai Kapiten Tan.  Bangunan ini menjadi salah satu cagar budaya Bogor peninggalan zaman pemerintahan Hindia Belanda. Jabatan kapiten disini bukan pangkat ketentaraan. Gelar ini merupakan gelar yang disandang oleh para petinggi atau orang terpandang pada masa itu. Keluarga Tan sendiri memang terkenal sebagai keluarga yang cukup berpengaruh di wilayah tersebut pada masa itu.

Bangunan ini terlihat klasik dan mencerminkan adanya perpaduan dari gaya arsitektur Timur dan Eropa, yang dikenal dengan arsitektur Indis. Gaya bangunan ini memang lazim di masa tersebut. Walaupun terlihat dari luar seperti sudah tidak berpenghuni, menurut keterangan ternyata rumah ini masih ditempati oleh keturunannya. Kalau lewat Suryakencana, coba cari gedung ini ya. Bisa juga berhenti sejenak buat foto-foto..

 Coffe Shop Baru Di Bogor


Emang gak bakal ada abisnya kalau ngomongin soal coffee shop, kali ini ada coffee shop baru yang di Bogor, yaitu Friday By Games. Berlokasi di JL. Letjen Ibrahim Adjie No.8 dan masih satu kawasan dengan daerah Laladon Bogor. Buka setiap hari 09.00 AM – 21.00 PM.

Sekilas coffee shop ini mengusung konsep Scandinavian Minimalis, terlihat dari dominan warna putih pada dinding dan jendelanya, kemudian bagian dalamnya dikelilingi oleh tanaman-tanaman hias yang hijau, sesuai dengan slogannya yaitu “Coffee, Plants & Eatery”, membuat kalian semakin nyaman dan sejuk nongkrong disini.

Banyak varian menu yang disediakan disini, mulai dari menu Kopi, non kopi, cemilan dan makanan besar semua tersedia disini. Range harga kalian cukup merogoh kocek mulai dari 17k sampai 40k, masih terjangkau dan worth it banget!  Fasilitas lainnya banyak, tersedia juga parkiran mobil & motor yang luas banget tentunya.

Tan Ek Tjoan Roti Yang Melegenda



Bagi kamu si pecinta roti, kamu pasti bakal menyukai roti yang sangat melegenda ini. Roti yang terletak Bogor. Menurut laman blog historia.id, TAN EK TJOAN adalah salah satu merek roti tertua di Indonesia. Pendirinya, yang namanya dijadikan merek produk, Tan Ek Tjoan, adalah seorang pemuda keturunan Tionghoa. Dia merintis usaha ini di daerah Surya Kencana, Bogor pada 1921. Sejak saat itu usahanya berkembang cepat. Merk roti ini begitu populer bagi warga Jakarta dan Bogor. Ciri khasnya: roti bertekstur keras.

Bung Hatta termasuk yang pernah mencicipinya. Pernah suatu ketika, seperti dikisahkan Mangil Martowidjojo dalam Kesaksian Tentang Bung Karno, dalam perjalanan dari Jakarta menuju Megamendung, Bung Hatta berhenti di depan Toko Roti Tan Ek Tjoan di Bogor. Alih-alih masuk, dia menyuruh Sardi, pengawal Bung Karno, untuk beli roti. Dia memberikan uang Rp5. Sardi pun membeli roti seharga Rp3,75. Bung Hatta lalu melahapnya.

Tan Ek Tjoan bersama istrinya, Phoa Lin Nio, memulai usaha roti di rumahnya yang sederhana namun cukup luas di Bogor. Sejatinya sang istrilah yang pandai membuat roti, sedang Tan pandai berbisnis. Kombinasi yang sempurna.

Dulunya, toko roti Tan Ek Tjoan ini berada di Jl. Suryakencana. Namun karena sepi, kini tokonya berpindah ke Siliwangi.  Tidak hanya di Bogor, penjualan roti Tan Ek Tjoan juga merambah ke daerah lain seperti Cikini, Tangerang, Ciputat, Cinere, dan juga Bekasi. Dengan menggunakan jasa gerobak yang menjual secara keliling, bisnis ini pun semakin berkembang dan berjaya. Buat kalian yang pengen nostalgia atau yang belum pernah nyobain, kalian bisa banget lho datengin langsung ke lokasinya.

Senin, 22 Maret 2021

Kue Yang Mengintip Khas Sunda



(pict via google)

Siapa yang tau jajanan pasar yang satu ini? Atau mungkin pernah lihat dan makan tapi gak tau namanya apa? Sekarang kita kenalan yuk sama kue khas Sunda yang satu ini, namanya Kue Putri Noong.

Gak cuma namanya yang unik tapi warna dan rasa sangat enak. Putri Noong memiliki arti “putri yang mengintip”,  mengapa dibilang mengintip? Karena ketika kue itu dipotong, pisang yang ada diselimuti adonan singkong itu terlihat. Kaya ngintip keluar gitu.

Kue Putri Noong dibuat dari bahan baku berupa singkong parut dan pisang yang kemudian penyajiannya ditaburi parutan kelapa. Teksturnya yang lembut, agak kenyal dan pisangnya yang empuk serta rasanya yang legit dan manis, bisa jadi temen ngeteh atau ngopi. Awas ketagihan ssat mencobanya.

Soto Mie Bogor Kuliner Yang Mudah Ditemui


Siapa sih yang gak tau soto? Kuliner yang sangat mudah ditemui hampir disetiap trotoar jalanan. Selain itu ada banyak varian soto yang ada, salah satunya adalah Soto Mie.

Soto Mie yang berasal dari Bogor ini mempunyai kuah yang berbeda dari soto pada umumnya, yang bening atau pakai santan, kuah Soto Mie Bogor terlihat berwarna kemerahan yang timbul dari campuran cabai merah dalam bumbunya. Belum lagi campuran daging sapi, kikil, usus, urat, babat, risol, kentang dan yang lainnya belum lagi jika ditambah oleh sambal, bikin Soto Mie Khas Bogor ini banyak dikangenin dan juga banyak disukai orang.

Sebetulnya Soto Mie menggunakan dua jenis mie, yakni mie putih dan kuning. Namun, rasa soto yang menggunakan mie kuning lebih gurih dibandingkan dengan soto yang menggunakan mie putih. Jadi, Soto Mie Bogor yang mana yang jadi favorit mu?

Gedung Blenong Kota Bogor

(pict via google.com)

Blenong dalam bahasa Sunda artinya adalah botak, karena seperti kubah bangunan ini mirip dengan bagian kepala yang botak atau gundul. Terletak di sudut pertemuan jalan Jalak Haruoat dan Jalan Salak Bogor, seperti kubus berdinding beton seperti sebuah benteng dengan bentuk kubah seperti menara pengawas terlihat di atapnya. Bangunan ini sekarang digunakan sebagai kantor Badan Pertanahan Nasional ternyata masuk menjadi salah satu cagar budaya di Kota Bogor.

Bangunan ini mulai dibangun pada tahun 1870, sebelum pemerintah Hindia Belanda melakukan pengembangan wilayah Kedoeng Halang. Selesai dibangun pada tahun 1887, lalu dipergunakan pertama kali sebagai rumah dinas sebuah perusahaan Belanda. Gedung Blenong beberapa kali berpindah tangan dan berubah fungsinya, mulai dari tentara Jepang hingga menjadi asrama tentara, asrama polisi, bahkan sempat ditempati oleh adik dari Kapten Pierre Tendean.

 Mengapa Bogor Dijuluki Kota Hujan?

Salah satu alasan Bogor dijuluki “kota hujan” adalah karena Bogor adalah kota yang paling sering diguyur hujan dibandingkan daerah lain. Bahkan, ketika puncak musim kemarau terjadi di Indonesia, Bogor tetap sering diguyur hujan. Udara paling sejuk di Bogor 21,8 derajat celcius. Sehingga membuat kawasan Bogor sering dilanda hujan orografi (hujan yang terjadi di daerah pegunungan).

Musim kemrarau di Bogor terjadi pada bulan Juli sampai September dengan suhu rata-rata 30-32 derajat celcius. Namun, ketika musim kemarau pun Bogor masih tetap di guyur hujan. Bogor adalah kota  yang curah hujannya masih tinggi, namun bukan yang tertinggi di dunia maupun di Indonesia.  Karena dikelilingi oleh banyak pegunungan dan sebaran hutan yang banyak  serta luas,  membuat pembentukan awan mudah terjadi karena angin dan suhu pegunungan yang dikin juga mendukung terjadinya pembentukan awan dalam proses hidrologi.

Senin, 15 Maret 2021

 Kampung Budaya Sindang Sarang


Kampung Sindang Barang diyakini sudah ada sejak abad ke-XII. Merunut latar belakang sejarahnya, terpapar dalam Babat Pajajaran dan tertulis juga dalam pantun Bogor, Sindang Barang diyakini sebagai kerajaan bawahan Prabu Siliwangi dengan Kutabarang sebagai ibukotanya. Selain itu, Sindang Barang adalah keraton tempat tinggal salah satu isteri dari prabu Siliwangi yang bernama Dewi Kentring Manik Mayang Sunda. Berlatar sejarah tersebut, kini Sindang Barang menjelma menjadi kampung budaya yang bertekad meneruskan kearifan lokal dari akar tradisi leluhur mereka.

Panggung pementasan menjadi bagian yang sangat penting dari Kampung Budaya Sindang Barang. Berbagai kesenian asli Sunda seperti kesenian calung, berbagai tari tradisional, hingga angklung gubrag menjadi hiburan menarik yang selalu dipentaskan di kampung budaya ini. Menariknya, di atas panggung selalu tersedia satu set gamelan tatalu yang bisa dimainkan oleh para tamu yang datang.

Di Kampung budaya Sindang Barang terdapat bermacam-macam kesenian Sunda yang telah direvitalisasi dan dilestarikan oleh para penduduknya sejak dahulu. Menyambangi Kampung Budaya Sindang Barang seperti menemukan jejak kasepuhan Sunda yang telah lama hilang. Pemandangan indah dan udara sejuk khas pegunungan di kaki Gunung Salak menjadi daya tarik lainnya.

 Prasasti Pasir Awi Yang Hampir Dilupakan


Prasasti Pasir Awi adalah prasasti peninggalan kerjaan tertua di barat Pulau Jawa. Prasasti ini telah ditetapkan menjadi Benda Cagar Budaya peringkat nasional. Lokasi prasasti ini berada di perbukitan, tepatnya di sebelah selatan bukit Pasir Awi  (± 559 mdpl) di kawasan hutan di perbukitan Cipamingkis Kabupaten Bogor. Akses untuk menuju ke prasasti ini harus melewati jalan berbatuan dengan medan yang cukup menyulitkan kendaraan yang melaluinya. Selain jalan berbatu, setelahnya dihadapkan dengan undakan anak tangga yang cukup curam.

Sejarah dari prasasti ini tidak banyak diungkap. Namun keberadaannya telah diketahui sejak tahun 1864, prasasti ini ditemukan pertama kali oleh seorang arkeolog asal Belanda, bernama N.W. Hoepermans. S. Pada prasasti ini terdapat pahatan sepasang tapak kaki yang menghadap ke arah utara dan timur. Pahatan serupa juga ditemukan di Prasasti Ciaruteun dan Prasasti Pasir Jambu yang terletak di Kecamatan Cibungbulan dan Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Pahatan tapak kaki tersebut dianggap sebagai tapak kaki milik Sri Purnawarman raja dari Kerajaan Taruma atau Tarumanegara. Kerajaan ini pernah berjaya pada abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi.

Prasasti Pasir Awi seakan tersisihkan. Tidak seperti keempat prasasti peninggalan Tarumanagara lainnya. Akses jalan menuju lokasi cukup memprihatinkan. Jalanan berbatu dengan pepohonan rindang dan semak belukar yang seperti anyaman alam di sisi-sisinya memberikan kesan lain. Saat melewatinya seperti sedang menaiki gunung yang sunyi. Tidak ada fasilitas dapat ditemuai, tidak ada pula petunjuk ke arah peninggalan bersejarah ini. Prasasti Pasir Awi pun akhirnya jarang dilirik oleh wisatawan. Padahal prasasti ini memiliki nilai penting bagi ilmu pengetahuan, pendidikan dan kebudayaan.

Gunung Tapi Bukan Gunung

Seperti yang kita ketahui gunung adalah salah satu bentuk alam dengan ukuran yang besar dan identik dengan pucuk diatasnya. Namun, ternyata ada gunung tapi ternyata setelah dilihat bentuknya tidak sesuai dengan namanya. Apa saja kah itu?

1. Gunung Gadung

Gunung gadung merupakan Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang berlokasi di Jalan Raya Cipaku, Bogor Selatan, Kota Bogor. Pemakaman ini termasuk pemakaman yang sangat luas. Bahkan juga disebut sebagai salah satu area pemakaman yang terluas di Indonesia.  Luas total dari TPU yang satu ini mencapai 120 hektar. Tentunya sangat berbeda dengan TPU lainnya yang ada di Bogor yang biasanya berkisar beberapa hektar atau belasan hektar saja. Namun menurut pengelola, hanya 36 hektar saja yang dikelola oleh pemerintah setempat. Sedangkan 84 hektar lainnya dimiliki oleh swasta dan pribadi. Lokasi pemakaman ini juga dikelilingi oleh pemukiman warga. 

2. Gunung Batu

Tempat ini bukan batu yang menggunung atau gunung yang membatu. Gunung Batu merupakan salah satu nama jalan yang berada di  bagian barat Kota Bogor. Wilayah Kelurahan Gunung Batu merupakan bagian dari 16 Kelurahan yang ada di Kecamatan Bogor Barat dengan kondisi Wilayah yang sangat Heterogen dan padat oleh pemukiman penduduk yang dekat dengan keramaian kota yaitu dengan adanya Pasar Purbasari.

3. Gunung Kapur

Gunung Kapur merupakan kolam pemnadian air panas yang dikenal dengan nama Tirta Sanita yang berada di daerah Ciseeng, Kabupaten Bogor. Gunung Kapur  merupakan tempat terbaik melepas penat. Kandungan belerang pada air panasnya mampu mengobati penyakit kulit dan sejenisnya. Air panasnya juga mampu merelaksasikan pikiran yang penat usai melakukan segudang rutinitasDi Gunung Kapur, para wisatawan yang datang tidak saja disuguhkan dengan keindahan alamnya semata. Tapi yang paling menarik adalah  keberadaan Taman Pemandian Air Panas Tirta Sanita.

x

Buah Yang Identik Dengan Kota Bogor


1. Buah Kemang

Kemang adalah pohon buah yang masih sejenis dengan buah mangga, dengan memilki bau yang harus dan juga rasa masam manis. Pohon dan buah kemang memiliki ciri-ciri yang serupa dengan binjai, tetapi memiliki beberapa perbedaan.

Seperti binjai, kemang ditanam untuk buahnya, yang biasa dimakan setelah buah itu matang atau bisa dijadikan es campur. Buah kemang muda sangat disukai untuk dijadikan bahan rujak. Begitu juga dengan bijinya, yang dalam keadaan segar diiris-iris dan dimakan dengan dibumbui oleh kecap. Daun kemang yang masih muda bisa digunakan untuk lalap dan sering dihidangkan dirumah makan Sunda.

Kemang menyebar secara alami di Sumatra, Kalimantan dan Semenanjung Malaya, dan banyak juga dibudidayakan di daerah Jawa bagian barat, terutama Bogor. Karena ini lah buah kemang identik dengan Kota Bogor.


2. Buah Bisbul

Bisbul adalah buah yang berkerabat dengan kesemek dan kayu hitam. Dengan ukuran 5-12 x 8-10 cm, berbulu halus seperti beludru, cokelat kemerahan kemudian merah terang dan agak kusam apabila matang, dengan topi yang berasal dari kelopak bungan yang tidak rontok. Daging buah berwarna keputihan, agak keras dan padat, agak kering, memiliki rasa yang manis namun agak sepat dan berbau harum. Dengan memiliki bau keras agak mirip keju dan durian, bagi sebagian orang terasa memualkan, bahkan adal juga yang mengatakan baunya mirip dengan kotoran kucing. Bisbul tumbuh dengan baik di daerah tropika beriklim muson, pada berbagai jenis tanah sampai dengan ketinggian 800 m dpl. Di Filipina, bisbul berbuah antara Juni-September; namun di Bogor buah dapat dipetik antara Maret-Mei. Pohon ini terutama ditanam untuk buahnya, yang dapat dimakan segar atau sebagai campuran minuman dan rujak.

3. Buah Alkesa

Nama buah alkesa mungkin agak asing di telinga kita. Selain disebut alkesa, di beberapa daerah menyebutnya sebagai sawo mentega, sawo ubi, sawo belanda, alkesah atau kanistel. Dari berbagai penamaannya, disebut juga sawo ubi karena daging buahnya berwarna serupa dengan ubi. Ukuran dan bentuk buah alkesa sangat bervariasi, tergantung dari kultivarnya. Kultivar yang baik akan menghasilkan ukuran buah yang lebih besar, agak lonjong dengan kulit yang berkilau. Tekstur kulitnya hampir sama seperti paprika kuning. Berat satu buahnya dapat mencapai 400 gram.

Daging buahnya agak pucat dan liat. Namun kultivar yang baik memiliki tekstur yang lebih seperti cream atau mousse. Rasa dagingnya manis dan gurih, mengingatkan pada krim telur atau egg custard. Di dalam daging buah bisa terdapat 1 sampai 6 buah biji berukuran besar dan berwarna coklat. Buah alkesa memiliki aroma harum dan manis yang samar-samar, tidak terlalu kuat, misalnya seperti aroma pada buah mangga

4. Buah Pala

Buah pala merupakan  salah satu jenis reampah yang memiliki rasa hangat, sedikit pedas, beraroma harum dan manis. Daging buahnya sendiri memiliki tekstur agak keras dan berwarna keputih-putihan, bergetah, serta punya rasa yang kelat. Buah pala yang matang ditunjukan dengan buah yang agak terbuka membuat biji pala yang berwarna coklat akan terlihat.

Jawa Barat merupakan salah satu daerah sentra produksi pala pada tahun 2008 saja tercatat luas areal tanaman pala sekitar 4049 hektar dengan produksi 778 ton dan rata-rata produktivitas tanaman 359 kg/hektar dimana angka tersebut lebih tinggi dibanding produktivitas tanaman pala nasional. Kabupaten Sukabumi dan Bogor merupakan wilayah dengan produksi pala terbesar di Jawa Barat. Selain itu, di Jawa Barat pula telah banyak industri pengolahan pala yang lebih berkembang pesat dibanding daerah lainnya, diantaranya adalah minyak atsiri dan manisan pala


Senin, 01 Maret 2021

 Profil Bakriyadi Arifin

Bakriyadi Arifin adalah sorang pelawak yang lahir di BukittinggiSumatra BaratIndonesia tanggal 18 Februari 1993, sekarang ia telah berumur 28 tahun. Bakri, begitu ia kerap disapa, ia mudah dikenali dengan memiliki tubuh yang kecil dan juga wajahnya yang unik. Meskipun ia lahir di Sumatra Barat tepatnya di Bukittinggi, namanya justru lebih dikenal di Bogor karena di sanalah ia berkarier sebagai pelawak tunggal atau komika. Bakri adalah salah satu komika binaan komunitas Stand Up Indo Bogor sejak tahun 2013, komunitas yang juga banyak melahirkan komika kelas nasional. Bakri pertama kali dikenal ketika membawa komunitasnya, Stand Up Indo Bogor tampil di Liga Komunitas Stand Up yang diadakan oleh Kompas TV pada tahun 2014.

Keluarga Bakri berasal dari Matur, Agam, Sumatra Barat. Tidak lama setelah kelahirannya, Bakri bersama keluarganya pindah ke Bogor dan berdomisili di sana hingga sekarang. Bakri juga diketahui kuliah di salah satu kampus swasta di Bogor, yaitu BSI Bogor untuk jurusan D3 akuntansi komputer. Bakri kemudian mulai mengenal stand up comedy dan ikut bergabung dengan komunitas Stand Up Indo Bogor di awal tahun 2013, dan menjadi salah satu komika yang paling aktif open mic di komunitas. Tidak hanya itu, di kampusnya ia juga ikut bergabung dengan komunitas stand up comedy di kampusnya dan sering mengisi berbagai acara.

Pada tahun 2014, Bakri mengikuti ajang Street Comedy IV yang diadakan oleh Stand Up Indo dan menampilkan komika-komika berbakat di seluruh Indonesia, tetapi sayangnya ia belum berhasil lolos ke putaran final. Usahanya berbuah ketika di akhir tahun 2014, Bakri bersama tiga komika Bogor lainnya mewakili komunitas Stand up Bodor Indonesia di ajang kompetisi Liga Komunitas Stand Up (LKS) yang diadakan oleh Kompas TV.

Di LKS, Bakri menunjukkan ciri khasnya yang menonjol ketika membawakan materi komedi di samping karakteristiknya yang gampang dikenali yaitu bertubuh kecil serta berwajah unik. Bakri membawakan materi komedi seperti seorang anak kecil yang baru bisa bercerita, yaitu dengan tempo yang datar didukung dengan intonasi yang tepat di setiap pemilihan katanya, sehingga terkesan seperti hafalan namun membuat keunikan tersendiri dan juga dapat mengundang tawa penonton. Didukung dengan  mukanya yang unik dan terlihat polos ketika tampil menjadi faktor tambahan yang juga mengundang tawa dari penonton selain gaya materi komedinya tersebut. Bakri dan rekan-rekannya berhasil menembus semifinal LKS setelah menyingkirkan tim yang lainnya.

Pada tahun 2015, Bakri untuk pertama kalinya bermain di film layar lebar. Bakri bermain di film karya Ernest Prakasa, karya sang komika yang juga merupakan seorang komika nasional. Di film itu, Bakri berperan sebagai salah satu anak geng yang membully Ernest, di mana ia tetap menggunakan nama Bakri sebagai nama perannya. Pasca bermain film, nama Bakri perlahan mulai menghilang di samping ia tetap rutin berlatih open mic bersama komunitasnya. Akhirnya ia kembali muncul pada tahun 2018 dengan mengikuti audisi Stand Up Comedy Indonesia season 8 (SUCI 8) yang diadakan Kompas TV di Jakarta, dan berhasil lolos sebagai salah satu dari 15 finalis terpilih untuk berkompetisi di SUCI 8. 

 Profil Ridwan Remin



Muhammad Ridwan yang dikenal dengan nama panggung Ridwan Remin ia lahir di CibinongBogorIndonesiapada tanggal 31 Mei 1992, sekarang ia telah berumur 28 tahun. Ridwan merupakan salah satu komika muda dari komunitas Stand Up Indo Bogor, dan menjadi salah satu komika senior di komunitas tersebut karena ia telah aktif sejak komunitas tersebut berdiri pada tahun 2011. Dirinya mencapai puncak popularitas ketika mengikuti kompetisi Stand Up Comedy Indonesia season 7 (SUCI 7) yang diadakan oleh Kompas TV pada tahun 2017 dan berhasil menjadi juara di kompetisi tersebut, setelah kurang lebih 5 tahun berkarier di jalur stand up comedy.

Ridwan yang merupakan orang asli Cibinong ini terinspirasi menjadi seorang pelawak tunggal atau komika setelah menonton acara stand up comedy di salah satu stasiun televisi swasta. Tahun 2011 menjadi awal bagi Ridwan untuk mengembangkan bakatnya karena memiliki selera humor, Ridwan akhirnya mencoba untuk open mic. Penampilan pertamanya sangat sukses dengan membuat seluruh penonton yang hadir tertawa. Sempat menghilang karena sempat tidak lucu beberapa kali, Ridwan yang tercatat sebagai alumni Universitas DjuandaBogor ini kembali dengan bahan materinya yang membahas seputar kehidupan anak-anak muda saat ini yang ia rasakan langsung di sekitarnya. Berkat ketekunannya, Ridwan menjadi salah satu komika asal Bogor yang cukup sering tampil di televisi sehingga namanya cukup dikenal. Ridwan bahkan beberapa kali mengisi acara stand up comedy tingkat nasional, seperti StandUpFest yang diselenggarakan oleh komunitas Stand Up Indo setiap tahun.

Kekonsistenannya pun akhirnya terbayar pada tahun 2017, setelah menjadi salah satu finalis SUCI 7 yang diadakan Kompas TV. Ridwan lolos bersama rekan sekomunitasnya di Stand Up Indo Bogor yaitu Dany Beler, yang juga lolos dari audisi digital. Bersama Arya Novrianus, ia menjadi komika nasional berpengalaman yang baru mencicipi kompetisi SUCI sejak pertama kali aktif ber stand up comedy. Berbeda dengan Arya yang harus terhenti langkahnya di awal kompetisi, Ridwan menunjukkan kekonsistenan dan kematangannya sebagai seorang komika yang telah memiliki jam terbang yang lebih tinggi dari para finalis SUCI 7 lainnya. Perlahan tapi pasti, langkah Ridwan di kompetisi akhirnya mencapai babak grand final di mana ia harus menghadapi Mamat Alkatiri, finalis asal Fakfak yang kental dengan persona Anak Papua nya. Ridwan pun akhirnya dinobatkan sebagai juara SUCI 7 setelah melewati babak grand final dengan sengit.


Kendala Penerapan PSBB

Tidak semua pengajuan PSBB yang daerah lakukan ke pemerintahan pusat berjalan dengan lancar. Ada banyak faktor kondisi dan beberapa syarat yang harus dilengkapi oleh suatu daerah untuk bisa menerapkan PSBB. PSBB diputuskan pemerintahan pusat melalui kementerian kesehatan dan diusulkan pemerintahan daerah apabila muncul lonjakan jumlah kasus korban terinfeksi dan kematian Covid-19. Disamping itu ada kaitan dengan kejadian di wilayah atau negara lain atau sudah terjadi transmisi lokal penyebaran. Tujuan dari PSBB adalah social distancing yang lebih ketat melalui penutupan, pembatasan, dan memperketat akses wilayah dan kegiatan masyarakat, kecuali toko penyalur bahan kebutuhan pokok, toko obat kesehatan, dan fasilitas layanan medis.

Seperti di Bogor diduga karena himpitan ekonomi. Selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Bogor aksi penipuan dan penggelapan marak terjadi. Dalam kurun satu bulan terakhir, Polresta Bogor Kota menerima sebanyak 60 laporan polisi dari masyarakat yang datang ke markas di Jalan Kapten Muslihat itu. Tak tanggung-tanggung, total laporan yang masuk sebanyak 60 ke Polresta Bogor Kota, didominasi paling banyak oleh kasus penipuan sebanyak 20 laporan, lalu sisanya adalah laporan kehilangan motor sebanyak 18 kasus dan sisanya kasus kekerasan dan penggelapan.

 

Banyaknya lingkungan kumuh dan hunian sempit juga banyak menjadi problem baru lagi. Ruang yang sempit dan pengap malah lebih beresiko terpapar covid-19 bila ada salah satu anggota dari hunian tersebut belum terdeteksi tetapi sudah terpapar covid-19. Belum lagi, Hunian yang begitu sempit tentu membuat mereka tidak betah dan memilih berkumpul di luar. 

Kesadaran dan kepatuhan individu pun masih jadi kendala. Faktanya masih ada sebagian masyarakat yang tidak menggukana masker ketika bepergian dan masih banyak pula masyarakat yang berkerumun. Lepas dari ketatnya penegak hukum melakukan sosialisasi hingga penindakan sangsi disiplin. Ditambah lagi kondisi kebingungan sebagian masyarakat dimana masih berjualan secara sengaja dengan alasan ekonomi karena bila tidak berjualan mereka tak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Mengingat tidak semua masyarakat menerima bantuan social dari pemerintah.

Bahaya Dibalik Kenikmatan Bakso

Siapa yang tidak menyukai bakso?

Menu makanan yang terbuat dari olahan daging sapi ini memang menjadi satu kuliner terfavorit di Indonesia. Memiliki rasa yang gurih, dengan isian mie dan yang lainnya membuat siapa saja ketagihan untuk menyantapnya.

Bukan hanya itu, semakin banyak warung bakso yang menawarkan berbagai jenis bakso membuat kepopuleran bakso ini semakin meningkat. Ada banyak orang yang sudah terlanjur merasa ketagihan dengan makanan yang satu ini. Untuk memahami lebih dalam mengenai dampak buruk dari terlalu sering mengonsumsi bakso, berikut ini adalah beberapa bahaya yang ditimbulkan.

1.      Hipertensi

Darah tinggi atau hipertensi juga bisa dipengaruhi oleh pola makan, salah satunya ketika Anda terlalu sering makan bakso secara berlebihan. Penggunaan penyedap rasa atau MSG yang banyak pada semanguk bakso, bisa memberikan dampak buruk yang besar bagi kesehatan. Salah satunya adalah menyebabkan tekanan darah tinggi yang bisa diawali dengan gejala sakit kepala dan perut mual-mual.

2.      Sariawan

Mengonsumsi makanan yang kaya akan MSG atau penyedap rasa secara rutin akan memudahkan gusi dan rongga mulut mengalami iritasi. Berawal dari iritasi akhirnya Anda mengalami yang namanya sariawan, di mana makan atau minum akan terasa sulit untuk dilakukan.

3.     Asam lambung naik

Pemakaian cuka yang berlebihan selain dapat merusak email gigi ternyata dapat meningkatkan asam lambung dan menyebabkan perut terasa nyeri, mual mual serta rasa tidak nyaman pada daerah ulu hati yang berkesinmbungan.

Namun anda juga bisa mengkonsumsi bakso dengan cara  yang aman dan tetap sehat dengan memperhatikan hal-hal berikut:

  • Makan bakso tidak dilarang selama bakso yang dikonsumsi dibuat dari bahan dasar makanan yang bersih dan tanpa penambahan zat borak atau formalin.
  • Untuk menjaga kualitas gizi bakso sebaiknya mengkonsumsi bakso dengan penggunaan penyedap rasa atau MSG secara wajar.
  • Mengganti cuka dengan air asam kawak atau air jeruk nipis dan lemon yang terbukti lebih baik karena mengandung vitamin C dan zat anti inflamasi didalamnya.
  • Gunakan sambal yang dibuat sendiri dari cabai dan bumbu lain yang lebih higienis daripada harus diubuat oleh orang lain yang tidak kita ketahui cara mereka membuatnya atau gunakan saos sambal dari lisensi yang dapat dipertanggungjawabkan.
  • Dapat mencampur bakso dengan telur atau daging dagingan dan beberapa sayuran hijau untuk melipatgandakan nutrisi ketika bakso dikonsumsi.