Senin, 12 April 2021

 Lawang Salapan


Lawang Salapan atau Tepas Salapan Mlawang Dasakreta yang dalam bahasa Indonesia berarti Teras Sembilan Pintu 'Dasakreta'. Terletak di Jl. Raya Pajajaran Bogor, Jawa Barat. Bangunan berwarna putih tersebut berbentuk sepuluh pilar yang menyangga tembok bertuliskan “Di Nu Kiwari Ngancik Nu Bihari Seja Ayeuna Sampeureun Jaga” yang memiliki arti “Di Saat Ini Ternyata Para Bihari Seja Sekarang Siap Untuk Menjaga”, pada bagian bawah tiang terdapat unsur daun bunga teratai yang melambangkan Nusantara.

Kesepuluh pilar itu membentuk lawang atau bukaan yang berjumlah sembilan/salapan. Bukaan tersebut menegaskan ciri-ciri asli Bogor yang bersifat terbuka dan memiliki banyak daerah. Tepas Salapan Lawang Dasakreta atau TSLD didesain dengan sarat makna sejarah terutama sebagai peninggalan pusaka kota. Sepuluh tiang yang menjadi penopangnya itu melambangkan DASAKRETA yaitu sebuah konsep yang diabadikan dalam naskah kuna Pakuan Pajajaran. Dasakreta akan mengingatkan setiap manusia mengenai sepuluh hal yang harus dijaga kebersihannya secara jasmani maupun rohani.

Kesepuluh tiang-tiang tersebut menghadirkan sembilan lawang yang melambangkan sembilan titik pintu yang ada pada raga manusia serta menjadi penghubung bagian tubuh manusia dengan penciptanya. Dengan menjaga 10 bagian dalam raga maka kesembilan aspek kesejahteraan akan terwujud atau dalam arti lain akan membuka pintu kesejahteraan. Selain itu, lawang tersebut juga menyiratkan sikap rendah hati.

Sebuah sikap yang senantiasa "NGALAWANGAN' atau mempersilakan siapapun untuk masuk ke kota Bogor. Sikap itu pula yang terabadikan dalam toponimi Kota Bogor seperti Lawang Gintung, Lawang Saketeng, Lawang Suryakencana, dan sebagainya.

Lawang Salapan tentu dapat menjadi penguat kehadiran Tugu Kujang sebagai simbol Kota. Sekaligus menjadi penghubung antara Tugu Kujang dengan kawasan Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor. Pada kedua sisinya terdapat dua buah gazebo berbentuk rotunda yang menggambarkan hubungan harmonis antara manusia dengan alam.

Sepuluh tiang tersebut menyangga tembok putih panjang bertuliskan 'Di nu kiwari ngancik nu bihari, seja ayeuna sampeureun jaga' yang akan mengingatkan semua orang tentang moto KOTA BOGOR yang berati: 'segala hal di masa kini adalah pusaka masa silam, dan ikhtiar hari ini adalah untuk masa depan'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar